Si Tangan Kiri yang Merana

Kamis, Februari 03, 2011
Oleh Qalbi Salim

Rugi rasanya jika menjadi tangan kiri, sebab tangan kiri hanya bekerja sebagai tukang bersih. Menerima uang, bersalaman, mengambil makanan serta makan dengan tangan kiri pun tidak pernah dilakukan. Semuanya diambil alih oleh tangan kanan. Perhatikan  kalimat berikut “Mahmud tangan kanan pak gubernur,” Kalimat yang dapat diartikan bahwa Mahmud orang penting bagi gubernur, atau orang kepercayaan pak gubernur. Bisa-bisa pak Madmud menerima uang dari pak gubernur. Karena tangan kanan kelihatan lebih baik dari pada tangan kiri.
Jika seseorang menghentikan mobil dengan tangan kiri, bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi? Mungkin orang tersebut akan dicaci maki, dengan kata-kata yang tidak mengenakkan, seperti “indak bataratik angku mah,” “Anda sungguh tidak sopan,” Mungkin orang tersebut akan dicemoohkan dan dijauhi oleh masyarakat. Karena dianggap tidak mempunyai sopan santun. Hal ini disebabkan, karena dari kecil kita telah diajarkan oleh orang tua, kalau ingin mengambil sesuatu, menerima uang, menghentikan mobil harus dengan tangan kanan.

Bagaimana kalau menunjuk seseorang dengan tangan kiri? Tentu lain lagi dampaknya. Bisa dibayangkan kemarahan yang akan terjadi. Itu namanya menginjak-injak harga diri seseorang dan tidak menghargai orang lain.
Menunjuk seseorang dengan tangan kiri, tentu memiliki alasan. Biasanya dalam keadaan marah dan tidak suka dengan sikap serta tingkah laku seseorang. Kita marah, orang tersebut juga marah. Bayangkan bentrokan yang akan terjadi. Mungkin juga melibatkan orang lain di dalam bentrokan, seperti keluarga dan orang sekampung juga bisa terlibat. Sebab dalam diri sebagian orang masih ada rasa kepedulian. Apalagi orang yang kita kenal mengalami suatu masalah.
Hal lain yang menarik dari tangan kiri, seperti sepasang remaja sedang berjalan di jalan raya, tapi yang perempuannya memegang tangan kanan laki-laki, bukan tangan kiri laki-laki. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mungkin perempuan tersebut akan disenggol mobil, mungkin juga orang akan beranggapan bahwa laki-laki tidak bertanggung jawab, karena tidak bisa menjaga perempuan.
Berjalan berpasang-pasangan ada aturannya. Tangan kanan tidak boleh mengambil hak tangan kiri. Begitu juga hidup bermasyarakat. Hak orang lain harus diberikan, seperti hak fakir miskin, hak anak terlantar, hak wajib belajar sembilan tahun dan hak korban bencana gempa bumi dan tsunami.
Tapi ada hal menarik yang dimiliki tangan kiri, seandainya seseorang pergi ke tukang ramal, tukang tenun atau nama kerennya paranormal, pasti tangan kiri yang akan dilihat. Apa ramalan baik atau buruk? Ditentukan oleh tangan kiri.
Seandainya ramalan buruk, celaka lah tangan kiri. Bisa dikatakan, tangan kiri membawa nasib buruk. Tapi kalau ramalannya baik, tentu orang yang pergi ke tempat ramalan akan merasa senang. Besar kemungkinan esok harinya dia akan pergi lagi ke tukang ramal. Syiriklah orang yang menemui tukang ramal, tukang tenun dan paranormal. Tangan kiri lagi yang disalahkan.
Sepertinya kerja tangan kiri hanya tukang bersih, kalau melakukan sesuatu disalahkan, seperti menghentikan mobil dan menunjuk orang. Kalau yang mengerjakan yang baik, dapat pujian, tapi  kalau tidak baik di sumpang serapahi.
Wajar seseorang selalu berlomba-lomba untuk menjadi tangan kanan pejabat, seperti tangan kanan presiden, tangan kanan gubernur, tangan kanan bupati, tangan kanan wali kota dan tangan kanan pengusaha. Hidup senang, masa depan cerah, harta melimpah dan segala urusan beres. hanya menunggu persetujuan dari atasan, yang penting berbakti, mengabdi dan melaksanakan semua perintah atasan. Perlu diingat tangan kanan kerjanya juga memberikan sesuap nasi dan sesuap uang.
Perintah yang salah, merugikan dan menganiaya orang lain tidak menjadi perhatian, yang penting atasan senang. Misal atasan mengalami sebuah masalah yang cukup berat. Jabatannya terancam, karena banyak kalangan meminta untuk mundur, mungkin disebabkan karena atasan melakukan korupsi, penyuapan, pembajakan liar dan perselingkuhan.
Kalau hal ini yang terjadi, tentu tangan kanan pejabat akan berusaha mencarikan solusi, agar apa yang dicemaskan atasannya tidak akan terjadi, walaupun atasannya salah. Namanya juga tangan kanan pejabat. Jelas sekali sampai kapanpun atasannya akan dilindungi. Tapi apa selamanya kita akan menjadi tangan kiri atau tangan kanan? kehidupan seperti roda, kadang berada di atas, kadang bawah, kadang di tengah-tengah. Namun yang bersih tetap tangan kiri, karena kerjanya hanya membersihkan.

Penulis Mahasiswa UNP


   
     
   
   

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.