Kena Tilang

Selasa, Juli 28, 2009
Oleh Qalbi Salim
Jika seseorang sudah memutuskan untuk masuk suatu organisasi, maka orang tersebut harus berkomitmen untuk melaksankan tugas-tugas yang akan diberikan nantinya. Tidak ada kata menyerah maupun kata putus asa.

Itulah kata-kata motivasi yang Saya dan Riva bawa menuju kampus cabang salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Padang. Waktu itu Riva ditugaskan untuk meliput acara Out Bound Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) salah satu PTN yang ada di Padang. Saya waktu itu diminta Riva untuk menemaninya, tentunya saya sudah mendapatkan izin terlebih dahulu Pimpinan Redaksi (pimred) Surat Kabar Kampus di Universitas tersebut.


Paginya Saya dan Riva sudah pergi bersama rombongan BEM, menuju tempat Out Bound, acara Out Bound BEM tersebut terletak di daerah Limau Manis, Padang. Kampus cabangnya lumayan jauh dari jalan raya. Angkutan umun yang ada disana tidak lah begitu banyak. Setelah sampai di tempat tujuaan, tentunya Saya dan Riva mengikuti acara dengan baik dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, agar tidak terkendala dalam penulisan berita nantinya.

Merasa data yang diperoleh sudah cukup, Saya dan Riva berkehendak untuk kembali Sekretariat Surat Kabar Kampus. Tapi kami berdua bingung, dengan apa pergi padahal angkutan umum tidak begitu banyak yang masuk ke daerah kampus cabang tersebut, dan kami juga kurang mengetahui keadaan daerah teresebut. Namun Saya dan Riva selalu bertekat untuk pergi, walaupun nantinya jalan kaki menuju jalan raya.

Tentunya waktu itu kami harus meminta izin terlebih dahulu kepada Presiden BEM. Ternyata presiden BEM sangat berbaik hati, Saya dan Riva dipinjamkan sepeda motor. Sudah tentu senyum menghiasi wajah kami berdua, karena tidak perlu lagi berjalan perpanasan nantinya.

Dalam perjalanan, sepeda motor yang kami tumpangi diberhentikan oleh lampu merah, sebelum lampu hijau muncul ternyata kami sudah dipanggil oleh polisi. Kami dipanggil bukan karena tidak pakai helm namun disebabkan karena sepeda motor yang ditumpangi melewati garis batas lalu lintas. Tentunya waktu Saya dan Riva sangat bingung dan cemas, sudah pasti polisi tersebut akan meminta SIM dan surat keterangan lainnya, atau polisi tersebut akan meminta uang tembusan nantinya, padahal sepeda motor hanya sepeda motor dipinjamkan.

Ternyata Riva punya ide, saya di suruhnya mengeluarkan kartu Pers (sikap seperti ini jangan ditiru). Kemudian polisi tersebut mengatakan pada kami sebaiknya kita harus sama-sama menghargai, apalagi sebagai mahasiswa harus memberikan contoh yang baik pada masyarakat. Akhirnya setelah ada perbincangan dengan polisi saya dan Riva waktu itu diizinkan untuk pergi, memang pada awalnya polisi tersebut tidak mau mengizinkan kami, dengan alasan kejadian yang seperti ini sering terjadi. wartawan ketika kena tilang memberikan berbagai alasan. Apalagi waktu itu saya merasa malu, karena telah ikut memcemarkan nama baik wartawan, apalagi kami hanya wartawan kampus. Besok gak akan lagi deh, kapok.
Mahasiswa Pend. TIK 07 UNP
Diberdayakan oleh Blogger.